Friday, September 13, 2013

Kayu Jabon - Prospek Cerah Investasi Masa Depan


Kebutuhan akan kayu industri tiap tahun semakin meningkat. Peningkatan ini dipicu oleh menurunnya pasokan kayu dari hasil hutan alam. Salah satu cara untuk memenuhi tingginya permintaan kayu adalah dengan budi daya tanaman kayu. Selama ini, tanaman penghasil kayu dikenal sebagai tanaman yang pertumbuhannya lambat. Padahal, jika dalam hitungan agribisnis, perputaran modal yang cepat akan semakin memicu tingginya nilai investasi. Untuk itu, perlu dicari jenis tanaman penghasil kayu yang memiliki pertumbuhan cepat. Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu komoditi penghasil kayu ungulan
karena dalam jangka waktu 5 tahun, diameter kayunya sudah mencapai 30—40 cm. Selain itu, kualitas kayunya juga relative bagus. Jabon bisa dipanen dalam dua tahap, yaitu tahun ketiga dengan diameter kayu 20—25 cm, biasanya disebut dengan penjarangan dan panen raya pada umur 5 tahun.

Salah satu pemanfaatan kayu jabon adalah sebagai bahan baku industri kayu. Kayu jabon bisa digunakan untuk kayu pertukangan, peti buah, cetakan beton, mainan anak-anak, kelom, pulp, dan korek api.. Untuk kayu pertukangan, kayu jabon lebih cocok untuk elemen konstruksi ringan, seperti rusuk pada atap dan daun jendela, karena kepadatan kayunya rendah (0,42 g/cm3). Bobot jenis kayu jabon berkisar 0,42 dengan kandungan selulosa yang tinggi, 52,40%. Dengan bobot jenis yang rendah ini, kayu jabon akan menghasilkan pulp dalam jumlah banyak. Kayu jabon juga kerap dimanfaatkan untuk plywood (kayu lapis), laminated board,block board (papan blok), fiber block (papan serat), dan particle board (papan partikel).

Jabon mampu tumbuh dengan baik pada ketinggian 0—500 m dpl, Tanah yang disukai berupa tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembap di pinggir sungai. Kondisi iklim tempat tumbuh jabon adalah tipe iklim basah sampai kering dengan tipe curah hujan A sampai D.
Tinggi pohon jabon bisa mencapai 45 m dengan diameter mencapai 160 cm. Batangnya lurus dan silindris bertajuk tinggi dengan cabang mendatar, berbanir, sampai ketinggian 1,5 m.  Jabon memiliki kemampuan untuk melakukan pemangkasan cabang-cabang secara alami, terutama cabang berada di bagian bawah dan tidak mendapatkan cahaya penuh. Pada waktu muda, kulit luar batang berwarna putih kehijauan tanpa alur, tetapi berangsur-angsur akan menjadi kelabu-cokelat sampai cokelat, dan sedikit beralur dangkal seiring bertambahnya umur tanaman.

Daun jabon berupa daun tunggal dengan panjang bertangkai 1,5—4 cm, panjang helaian daun 15—30 cm dan lebarnya  7—8 cm. Warna daun muda hijau cerah dan pada daun tua hijau tua. Jabon akan mulai berbunga pada umur 4 tahun. Bunga kepala berukuran 4,5—6 cm, kelopak letak lidah daun tegak, berdaging, dan pada ujungnya berbulu. Daun mahkota seluruhnya tidak berbulu. Bunga jabon berbau harum yang lembut. Musim berbunga antara Januari—Juni dan buah masak pada bulan Juli—Agustus. Rata-rata, jumlah buah majemuk mencapai 33 buah per kilogram. Buah berbentuk bulat dengan ukuran 4.5—6 cm dengan ruang-ruang biji yang sangat banyak. Jumlah biji kering per kg sekitar 26.182.000 biji.

Teknik Budidaya
Sebelum bertanam jabon, pastikan bibit yang digunakan berkualitas bagus, bisa dilihat dari cirri fisiknya, sebagai berikut.
  1. Umur bibit sekitar 6 bulan

  2. Batangnya lurus

  3. Batang telah berkayu

  4. Tinggi berkisar antara 30-50 cm.

  5. Bibit sehat, bebas hama dan penyakit.
Sembari menyiapkan bibit, kita juga harus mulai menyiapkan lahan. Sebaiknya, proses penanaman dilakukan pada awal musim hujan sehingga kita tidak perlu repot-repot menyiram tanaman. Penanaman dimulai dari pembersihan lahan dari gulma yang tumbuh. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 2 x 2 m atau 3 x 2 m (untuk produksi pulp dan kertas) atau 3 x 3 m (untuk veneer dan kayu pertukangan).  Sementara jika akan dilakukan tumpang sari, sebaiknya jarak tanam diatur 4 x 4 m, 5 x 5 m, 6 x 3 m. Adapun tahapan dalam menanam jabon sebagai berikut.
  1. Buat lubang tanam dengan ukuran 30 cm  x  30 cm  x  30 cm

  2. Campurkan tanah galian dengan 2,5—3 kg kompos/pupuk kandang dan pupuk 50 g NPK.

  3. Padatkan media tanam dalam polibag bibit, lalu sobek dan buka polibag. Masukkan bibit jabon hingga leher akar (peralihan antara akar dengan batang) berada tepat rata dengan permukaan tanah yang diinginkan.

  4. Masukkan media tanam yang sudah dicampur dengan kompos/pupuk kandang dan NPK hingga memenuhi lubang tanam. Gundukkan tanah di sekitar bibit agar air hujan tidak menggenang.

  5. Memasang penyangga, terutama jika tinggi bibit di atas 40 cm.
Agar tanaman yang sudah ditanam tumbuh dengan baik, tanaman perlu dirawat, terutama dua tahun pertama. Perawatan mencakup penyulaman, pemupukan susulan, dan penyiangan. Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit jabon yang mati atau pertumbuhan abnormal dengan bibit baru. Penyulaman dilakukan paling lambat 1—2 bulan setelah penanaman dan masih pada musim hujan yang sama agar tinggi tanaman relatif sama.  Pohon jabon tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6 bulan, dapat mencapai tinggi 1.5—2 m.

Pemupukan susulan diberikan beberapa kali untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Pemupukan dilakukan setiap 6 bulan or 1 tahun dengan  menggunakan 50 g Urea dan 2,5-3 kg pupuk kandang. Cara pemupukan lanjutan adalah dengan membuat parit melingkar di bawah proyeksi tajuk terluar sedalam 10 cm. Kemudian, pupuk ditabur di parit tersebut setelah itu ditutup kembali dengan tanah.

Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma yang berada di sekitar tanaman. Penyiangan dilakukan sampai tanaman jabon mencapai tinggi melebihi gulma atau tanaman pengganggu yang berada di sekitarnya, umumnya sekitar 6-12 bulan. Penyiangan dapat dilakukan secara manual (pembabatan) atau dengan aplikasi herbisida. Pemberantasan gulma dan alang-alang dapat menggunakan herbisida dengan dosis 100 ml/10 liter air. Penyiangan yang aman dapat dilakukan melalui pembabadan dengan frekuensi sekali selama 3 (tiga) bulan. Pembabadan dapat dilakukan secara manual, yaitu oleh tenaga manusia dengan menggunakan sabit atau golok; secara semi-mekanis yaitu dengan tenaga manusia menggunakan mesin potong rumput; dan secara mekanis dengan menggunakan traktor pemotong rumput. Sebaiknya, penyiangan dilakukan pada awal musim kemarau saat biomas gulma cukup tinggi karena hasil pertumbuhan di musim hujan. Pada musim hujan, pertumbuhan gulma sangat cepat sehingga penyiangan perlu dilakukan. Mengingat pertumbuhan gulma sangat cepat, sebaiknya penyiangan dilakukan 3 bulan sekali .

Panen jabon dilakukan dua kali, yaitu penjarangan pada umur 3 tahun dan panen raya pada umur 5 tahun. Pada umur 3 tahun, diharapkan pohon-pohon jabon telah tumbuh dengan diameter minimum 25 cm, sehingga kayu hasil tebang penjarangan telah memiliki nilai ekonomi.  Penjarangan diperlukan untuk penanaman dengan jarak tanam awal 3 x 2 m dan 3 x 3 m untuk memberikan pertumbuhan yang optimum pada pohon-pohon yang memiliki morfologi yang diunggulkan. Penjarangan umumnya dilakukan pada pohon-pohon yang pertumbuhannya kurang baik (tinggi kurang dari 2/3 rata-rata pohon-pohon yang ada), pohon-pohon yang terserang hama dan penyakit. Penjarangan harus segera dilaksanakan jika tajuk pohon jabon telah besentuhan terlalu dalam antara satu pohon dengan pohon lain di sekitarnya.  Menunda penjarangan saat tajuk pohon telah saling menumpuk akan menghambat pertumbuhan diameter pohon jabon.  Penjarangan ini dilakukan pada 50% dari tegakan yang ada.

Panen raya yang hasil kayunya ditujukan untuk produksi bahan baku pulp dan bahan baku korek api dapat dilakukan pada umur 5 tahun dengan diameter 30—40 cm dengan volume tebangan akhir mencapai 350 m3/ha/tahun. Namun, jika kayu akan digunakan untuk kayu pertukangan, pohon jabon dipanen pada umur 10 tahun, tergantung pada kondisi tanah dan diameter pohon yaitu 50 cm.

Pohon jabon memiliki kemampuan copice (setelah ditebang akan tumbuh tunas baru) yang tinggi sehingga sekali menanam dapat dipanen 2—3 kali. Setelah panen pertama, beberapa minggu kemudian, pada tunggak akan muncul beberapa tunas baru. Tunas-tunas ini jika dibiarkan selama 1 tahun akan diperoleh tunas-tunas yang tumbuh lurus ke atas. Setelah berumur satu tahun, dipilih satu tunas yang terbaik untuk dipelihara menjadi pohon kembali yang dapat dipanen pada umur 4—5 tahun. Setelah pohon yang berasal dari tunas ini ditebang maka tunas-tunas yang dihasilkan dapat dipelihara dan dipanen seperti tunas pertama.


Persemaian JABON ACEH:
Jl. Kampus Politeknik Aceh, Pango Raya, Banda Aceh
Mobile Phone: 0852 6092 9988. Pin BB: 277A127E. 
E-mail: mahmilul@gmail.com. www.jabonaceh.com 

Cabang JABON ACEH:
Nagan Raya - Abdya - Aceh Selatan
Mobile Phone: 0813 6039-1964

Pidie & Pidie Jaya
Mobile Phone: 0852-7756-9667 

Hormat Kami, 

Maimun Mahmilul, S. IP

No comments:

Post a Comment